Jumat, 12 November 2010
Gayus di Negeri Impian
Andai saja Gayus hidup di negeri impian. Inilah hukuman yang adil sebagaimana yang tertulis dalam kitab-Nya. Korupsi dan turunannya di qiyaskan dengan kesalahan Syariqoh (mengambil yang bukan hak-nya) atau mencuri:
Orang yang mencuri
Siapa mencuri seharga ¼ dinar dari tempat penyimpanan yang baik , untuk pertama kalinya dihukum dipotong tangannya yang sebelah kanan dari pergelangannya; Kalau mencuri lagi untuk kedua kalinya, dipotong kaki sebelah kiri , Kalau mencuri yang ketiga kalinya, dipotong tangan kirinya; Kalau mencuri yang kempat kalinya, dipotong kaki kanannya; Dan bila mencuri lagi untuk kelima kalinya, dibuang ketempat yang paling dekat 1 qashar (16 pos) perjalanan.
Orang berdebat dihukum seumur hidup, hukum mati, dimiskinkan dan sebagainya. Padahal Allah sudah mengingatkan dalam Quran Surat Al Anam : 57
" KATAKANLAH : " SESUNGGUHNYA AKU (BERADA) DI ATAS HUJJAH YANG NYATA (AL-QURAN) DARI TUHANKU SEDANG KAMU MENDUSTAKANNYA . TIDAK ADA PADAKU APA (AZAB) YANG KAMU MINTA SUPAYA DISEGERAKAN KEDATANGANNYA . MENETAPKAN HUKUM ITU HANYALAH HAK ALLAH , . DIA MENERANGKAN YANG SEBENARNYA DAN DIA PEMBERI KEPUTUSAN YANG PALING BAIK " .
Ya, di Negeri Impian hanyalah Allah yang berhak menghukum seseorang. Dan hukum itulah yang menjerakan dan yang pasti menghapuskan dosanya.
Senin, 08 November 2010
Indonesia Yang Di Azab
Untuk yang kesekiankalinya Indonesia ditimpa bencana di waktu yang hampir bersamaan. Banjir bandang di Wasior, Papua Barat, Gempa dan Tsunami di Kepulauan Mentawai dan letusan gunung Merapi di Jogjakarta dan Jawa Tengah. Seolah belum habis air mata bangsa Indonesia dengan satu bencana kemudian harus menangis dengan bencana yang lain. Benar-benar kering dan sudah tidak ada kata-kata lagi yang bisa mewakilkan kedukaan bangsa Indonesia. Perlu menjadi catatan 3 bencana diatas bukanlah bencana yang baru terjadi di Indonesia. Ini adalah rentetan bencana yang terjadi hampir setiap saat datang silih berganti menyapa bangsa Indonesia.
Selalu ada hikmah dari setiap bencana. Ya, pasti selalu ada hikmah/pelajaran dari setiap bencana. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah apa hikmah/pelajaran dari semua bencana yang menimpa khususnya di Indonesia. Kalaupun ada pelajaran dari setiap bencana, terlalu bodohkah bangsa Indonesia sehingga Allah harus berkali-kali memberi pelajaran bagi bangsa Indonesia.
Tanpa mengurangi rasa hormat dan bela sungkawa atas segala musibah ini. Ijinkan kiranya kami menulis sebagai sarana berbagi dan saling mengingatkan sebagai orang yang yakin akan firman Tuhan.
Belajar dari Sejarah, Bukanlah Ujian
Kita sering menyebut bahwa bencana atau musibah adalah bentuk ujian dari Allah. Mungkin ada benarnya, tetapi marilah kita tengok fakta sejarah dan informasi Allah melalui kitabnya.
Dalam beberapa ayat Allah menyebut beberapa bentuk ujian. Dalam QS. Al Baqarah : 155 disebutkan beberapa bentuk ujian yaitu sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Ayat ini menggambarkan ujian yang dialami oleh para Rasul terdahulu. Seperti Nabi Muhammad pernah diuji oleh Allah ketika mendapkan boikot sosial oleh pemerintah Quraisy di lembah Syibh. Pada waktu itu Rasul dan para pengikutnya dikucilkan oleh pemerintah Mekah dengan tidak mendapatkan pasokan logistik, tidak boleh berkomunikasi dengan pihak luar bahkan tidak boleh berdagang/berniaga. Hal ini terjadi selama kurang lebih 3 tahun dan benar-benar membuat Rasul dan pengikutnya ada pada batas kekuatan manusia hingga Rasulpun berdoa dan bertanya kepada Allah Kapankah datangnya pertolongan Allah seperti yang tertulis dalam QS al Baqarah 214.
Dengan kata laian sejarah mencatat ujian-ujian yang dialami oleh para Rasul dan para mukmin benar-benar sebuah tes dari Allah untuk mengukur kesabaran dan keimanan sesorang dan ujian yang dialami tidak pada taraf yang mematikan atau bahkan memusnahkan dan membinasakan.
Sejarah juga menulis bahwasanya telah diazab orang-orang terdahulu dengan bentuk-bentuk pembinasaan terhadap seseorang atau bahkan kaum/negeri/bangsa. Bentuk-bentuk pembinasaan itu bisa dalam bentuk gempa, banjir, gunug meletus dan bencana-bencana lain yang bersifat massal dan mematikan. Beberapa kaum yang mengalami hal-hal tersebut semisal Qarun yang diazab karena buah kesombongan dan kekikirannya, Fir’aun yang tenggelam di Laut Merah, Kaumnya Nabi Nuh yang tak terselamatkan oleh banjir bandang, Negeri Sodom yang digoncang gempa hingga seolah negerinya terbalik. Beberapa ayat yang menjelaskan tentang dibinasakannya satu kaum tek terhitung jumlahnya.
Artinya melihat dan merujuk sejarah, Apa yang terjadi pada bangsa Indonesia bukanlah ujian tetapi sebuah azab. Tetapi, karena dosa apa yang membuat Allah mengazab?
Langganan:
Postingan (Atom)