Laman

Selasa, 19 Oktober 2010

Ternyata Islam Bukan Sekedar Agama


Pengeroyokan terhadap Jemaat Gereja HKBP Pondok Timur Indah di kampung Ciketing Asem, Mustika Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (1/8) yang diduga dilakukan oleh massa FPI menjadi gambaran betapa Indonesia sangat rentan dengan konflik horizontal terutama isu-isu yang berkenaan dengan agama. Agama sebagai sumber kebaikan justru menjadi sumber kekacauan. Apalagi Islam dengan jargonnya sebagai agama yang rahmatanlil alamin seolah justru menjadi agama yang menebarkan ancaman bagi umat agama lain. Sebagai seorang muslim jelas saya menjadi miris melihat fenomena ini. Dengan terjadi seperti hal diatas jelas ada hal yang salah, tetapi tidak bisa kita katakan “oknum” yang salah karena akan menutupi kebenaran yang sejati.

Kita tahu di dunia ini ada 3 agama samawi yang diakui secara umum yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam. Dalam sejarah peradaban dunia, 3 agama ini mengalami pasang surut dalam berhubungan. Tapi dari itu semua sebagai muslim kita yakin bahwa Islam adalah agama penyempurna dari agama yang lain. Dengan kata lain Islam harus menjadi agama yang paling bijak dalam menempatkan posisinya. Karena sebenarnya ketidakharmonisan hubungan antar umat beragama terutama Islam lebih disebabkan karena kekeliruan umat Islam sendiri dalam memposisikan Islam.

Umat Islam sendiri seolah phobi dengan agama lain ketika kita harus berinteraksi. Ada ketakutan bagi umat Islam jika ada umat Islam yang pindah agama dikarenakan hubungan interaksi tersebut. Maka yang terjadi adalah semisal ketidaksetujuan mereka jika ada pembangunan rumah ibadah agama lain di lingkungan yang mayoritas muslim. Mungkin tidak salah tetapi ada yang lebih bijak untuk menyikapi hal tersebut.

Ketakutan itu terjadi disebabkan umat Islam menempatkan Islam itu sendiri sama dengan agama-agama lain. Padahal jelas Allah sendiri menempatkan Islam sebagai din yang sempurna (Qur’an Surat Al Maidah : 3). Artinya Allah telah memposisikan Islam lebih dari sekedar agama tetapi umat Islam sendiri masih menganggap bahwa Islam itu agama.

Sebagai analogi, ketika ada sekelompok orang yang berkumpul apakah mungkin dengan status yang sama mereka bisa “memaksakan” dan menengahi satu masalah berdasarkan hanya 1 orang saja ? Tentu saja tidak. Satu orang tersebut harus diberi status yang lebih apakah sebagai ketua, orang yang ditokohkan atau bahkan sebagai pemimpin. Pemilihan orang yang diberi status lebih tentu saja karena pertimbangan yang rasional, artinya orang tersebut memiliki kemampuan untuk memegang status tersebut.

Berarti Islam harus diposisikan lebih dari sekedar agama, dengan kata lain Islam bukanlah Agama. Tetapi Islam menjadi ”pemimpin” atas agama-agama lain. Pertanyaannya, kenapa harus Islam yang memimpin?

Islam ditetapkan Allah sebagai penyempurna, artinya apa yang di Nasrani (baca:Injil) dan Yahudi (baca:Taurat) belum ada, di Islam (baca:Al Qur’an) ada. Kalau Nasrani dan Yahudi disebut agama tentu saja Islam tidak bisa disebut agama saja. Atau dengan kata lain Islam adalah agama + sesuatu yang di Nasrani atau Yahudi belum ada. Di rumuskan Islam = Yahudi + Nasrani + (Islam-(Yahudi+Nasrani)).

Pertanyaannya, apa yang di Nasrani dan Yahudi belum ada tapi di Islam ada?
Jawabannya adalah Ekonomi, Pemerintahan dan Hukum Pidana&Perdata. Dengan kata lain, Islam adalah sebuah system kehidupan bukan agama.

Jika Islam diposisikan sebagai Sistem kehidupan yakinlah tidak ada benturan antar umat beragama. Saya juga yakin umat Nasrani dan Yahudi atau bahkan agama apapun akan terima dengan kondisi tersebut karena memang agama mereka belum mengatur 3 hal diatas.

Sebagaimana dicontohkan oleh Muhammad dengan negeri Madinahnya. Muhammad menampilkan Islam dalam bentuk Negara Madinah dimana didalam Negara Madinah, Muhammad memberikan keleluasaan bagi warganya untuk memeluk agama apapun, mereka mendapatkan perlindungan yang sama oleh Madinah selama mereka mengikuti system Madinah.

Dengan penggambaran seorang Nasrani akan dibangunkan gereja untuk tempat beribadah, dilindungi jiwanya dari ancaman siapapun. Tetapi dia tidak boleh memakan riba dan jika di korupsi hukum pidana yang digunakan adalah system peradilan Madinah (baca:Islam.

Itulah negeri impian yang dicontohkan Muhammad melalui negeri Madinah

3 komentar:

Roni mengatakan...

Masalah berikutnya bagi sebagian orang adalah Demokrasi dan HAM. Insyaallah 2 hal kontraproduktif bagi pembangunan negeri impian ini akan saya kupas pada artikel berikutnya

A WRITER WANNA BE mengatakan...

hmmm....gak sabar deh nunggu artikel selanjutnya,

Roni mengatakan...

as soon as posible. mungkin ada juga yang mau share silahkan