Laman

Selasa, 24 Agustus 2010

Koruptor Kafir


Begitu luar biasanya korupsi di Indonesia, hingga terbit sebuah buku yang didukung oleh Organisasi Keagamaan terbesar di Indonesia yaitu NU dan Muhammadiyah. Buku itu berjudul Koruptor adalah Kafir. Bahkan seorang tokoh NU mengeluarkan statemen bahwasanya haram hukumnya mensholatkan jenazah seorang koruptor. Hemat saya ini adalah hal yang cukup serius. Banyak hal yang perlu diberikan catatan akan hal ini.
1. Sangat jelas hukumnya bahwasanya kita tidak boleh mengkafirkan seseorang karena itu adalah sepenuhnya hak Allah. Allah menjelaskan seseorang kafir di dalam Al Qur’an semata-mata adalah sebagai alarm pribadi agar kita tidak berbuat sebagaimana yang demikian itu.
Label kafir jelas akan berujung pada sanksi neraka.
2. Banyak definisi kafir didalam Al Qur’an. Tetapi secara bahasa kafir sendiri bisa diartikan sebagai perbuatan yang ingkar/pengingkaran terhadap Allah. Allah bukan hanya pada eksistensinya tetapi juga pada pensifatan dan semua hal-ikhwal akan Allah.
Dari semua definisi di dalam Al Qur’an, Surat al Maidah : 44 memberikan definisi yang jelas. Di ayat tersebut dijelaskan Kafir adalah siapa saja yang menetapkan hukum tidak berdasar kepada apa yang diturunkan oleh Allah (Al Qur’an). Disini berarti ada pengingkaran terhadap Allah sebagai hakim (sifat Allah) dan hukum sebagai produk Allah.
3. Hukum Allah sejatinya bertujuan untuk menimbulkan efek jera, baik bagi pelaku maupun masyarakat. Dan yang kedua adalah memberikan sanksi sebagai pembersih atas kesalahan yang telah dilakukannya. Dengan kata lain penetapan hukum Allah didunia akan menghindarkan sanksi di akhirat.
4. Allah mempunyai sifat / nama Al Ghofur yang artinya Maha Pengampun. Maha menjelaskan arti tanpa batas. Dengan kata lain tidak ada satu dosapun yang tidak termaafkan. Tetapi dalam ke-Maha-anya, Allah tetap memberikan batasan. Batasan itu dijelaskan dalam al Qur’an surat An Nisa ayat 48 yaitu dosa Syirik. Artinya semua dosa terampuni kecuali syirik.

5. Syirik diartikan mempersekutukan Allah. Atau Allah dengan segala sifat dan hal ikhwalnya memiliki sekutu atau disamakan dengan makhluknya termasuk hukum. Jika hukum Allah dipersamakan bahkan direndahkan maka tidak ada jalan bagi Allah untuk memaafkan, karena hukum Allah adalah mekanisme Allah dalam memberikan pengampunan terhadap seseorang.

6. Korupsi di dalam Al Qur’an jelas tidak ada yang secara muhkamat menjelaskan karena istilah korupsi baru ada pada masa sekrang. Tetapi dari konten Korupsi bisa di ijtihadkan kedalam syariqoh yaitu mengambil yang bukan haknya. Berarti korupsi bisa disamakan dengan mencuri, merampok, menjambret dan lain sejenisnya.

7. Islam memberikan garis yang tegas bahwasanya mencuri (baca:syariqoh) hukumannya adalah potong tangan tentunya dengan mekanisme mahkamah. Dengan kata lain Korupsi adalah dosa yang termaafkan jika saja hukum Allah ditegakkan. Atau Korupsi adalah bentukkesalahan yang terampuni tetapi dengan syarat tidak syirik.
8. Dari kupasan diatas dapat disimpulkan korupsi adalah salah satu bentuk dosa yang termaafkan. Yang menjadi tidak termaafkan adalah karena hukuman yang diberikan kepada para koruptor tidak berdasarkan hukum Allah/Islam.
9. Inilah indahnya Negeri Impian. Korupsipun ”boleh” dan akan dimaafkan oleh Allah manakala Hukum Islam digunakan. Jika Allah saja memaafkan apalagi kita manusia. Sungguh, indah nian Negeri Impian.

Senin, 23 Agustus 2010

Andai "Obama" Muslim


Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mendapat kritik dari warga Amerika atas dukungannya terhadap pembangunan masjid di komplek Ground Zero. Dukungan Obama terhadap pembangunan masjid ini semakin menguatkan pendapat/dugaan publik bahwasanya Obama adalah seorang muslim. Ini dibuktikn dengan hasil sebuah lembaga survey di negeri Paman Sam itu. Walaupun demikian hal itu langsung dibantah oleh pihak Gedung Putih yang menerangkan dan menegaskan bahwasanya Presiden Obama adalah seorang Nasrani yang taat.

Lepas dari polemik diatas kita sebagai seorang muslim terkhusus bangsa Indonesia harusnya bisa berkaca ditengah carut marutnya kehidupan beragama di Indonesia. Sweeping dan tindakan anarkis atas nama agama sampai dengan Judicial review terhadap Undang-undang penistan agama menjadi pertanda carut marutnya kehidupn beragama di Indonesia.

Bandingkan dengan sikap Obama.
Menggunakan akal sehat Amerika, Obama harusnya lebih punya banyak alasan untuk tidak menyetujui dibangunnya Masjid di komplek Ground Zero. Kita bisa berempati dengan hal itu harusnya. Kejadian luar biasa pada tanggal 11 September yaitu runtuhnya WTC yang dituduhkan dilakukan oleh teroris ”berbau” Islam (baca: Al Qaeda) adalah alasan yang pastinya akan diterima jika Obama menolak pendirian masjid bahkan saya yakin umat muslim seduniapun tidak akan protes akan hal itu. Alasan kedua jelas Islam adalah agama yang minoritas di negara adidaya tersebut. Jadi keberadaan ”rumah ibadah” bagi masyarakat muslim seharusnya tidak menjadi penting.

Tetapi seolah tanpa berfikir panjang, seorang Obama justru melawan akal sehat rakyat Amerika. Hal inilah yang menguatkan pendapat bahawa Obama seorang Muslim. Tetapi diluar itu semua, kita juga berkeyakinan Obama bukan orang yang bodoh. Dan kita yakin seorang Presiden negara terkuat itu pastinya telah melakukan kajian, masukan dan mempertimbangkan banyak hal sampai kemudian mengeluarkan sebuah statemen/keputusan.

Disinilah kita harus bisa mengambil pelajaran. Amerika dengan obamanya telah memberikan ”tamparan” untuk masyarakat muslim khususnya di Indonesia.
Marilah berandai-andai. Andaikata benar Obama Muslim, andaikata kemudian Amerika mau menggunakan Islam sebagai hukumnya. Tentunya inilah sebuah negeri impian.
Negeri dengan ekonomi kuat, kekuatan militer menjangkau disetiap belahan dunia, toleransi yang luar bisa, memberikan perlindungan kepada setiap warganya tanpa memandang ”agamanya” , Dan senantiasa menyebarkan ajaran-Nya (hegemoninya).

Ya, Andaikata itu terjadi, setiap muslim / negara akan rela ”dijajah”. Setiap orang akan tunduk/taslim dalam kekuasaanya. Itulah Negeri Impian.
Tetapi apakah mungkin ???
Kalau jawabannya tidak, segera kita tersadar dan belajarlah dari mereka untuk membangun Negeri Impian.

Jumat, 20 Agustus 2010

Ramadhan yang Kehilangan Makna


Ramadhan kembali datang, seluruh umat muslim menyambut gembira akan datangnya bulan yang spesial ini. Ramadhan menjadi bulan yang paling dinanti kedatangannya oleh seluruh umat muslim di berbagai belahan dunia. Ramadhan menjadi idola dan bulan “favorit” bagi umat muslim. Sebuah kesadaran yang jamak bagi seluruh muslim akan hal itu. Tetapi ada pertanyaan yang sangat menggelitik, mengapa Ramadhan menjadi bulan yang sangat spesial? Ramadhan datang pertanda umat Islam akan dihadapkan pada aktivitas “ibadah” yang sangat padat. Mulai dari kewajiban berpuasa, kewajiban berzakat, sunah shalat tarawih, tadarus, I’tikaf dll. Allah pun memberikan point lebih terhadap seluruh aktivitas ibadah di bulan Ramadhan. Allah melipatgandakan seluruh amalan kita dibanding amalan-amalan dibulan lain. Dan Bahkan Allah memberikan reward tersendiri bagi siapa saja yang beruntung mendapatkan "doorprize" berupa Laitul Qadar yaitu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Maka berbondong-bondonglah seluruh umat merayakan datangnya bulan Ramadhan ini. Dan dipenghujung Ramadhan akan dipertemukan dengan hari kemenangan yaitu Idul Fitri. Disinilah umat Islam harus jeli melihat fenomena Ramadhan yang luar biasa. Apakah hal-hal tadi yang membuat Ramadhan Istimewa? Jawabannya jelas bukan. Allah secara jelas dan tegas menyatakan dalam QS 2/185

“ ( BEBERAPA HARI YANG DITENTUKAN ITU IALAH ) BULAN RAMADHAN , BULAN YANG DI DALAMNYA DITURUNKAN ( PERMULAAN ) AL QURAN SEBAGAI PETUNJUK BAGI MANUSIA DAN PENJELASAN - PENJELASAN MENGENAI PETUNJUK ITU DAN PEMBEDA ( ANTARA YANG HAK DAN YANG BATHIL ) .“
Umat Islam harus bisa menangkap pesan ini. Disinilah letak keistimewaan Ramadhan yaitu bulan dimana Allah menurunkan Huda, Bayinah dan Furqon (Al Qur’an). Dengan kata lain Alqur’an-lah yang menjadi “biang” dari segala macam keistimewaan Ramadhan. Bagaimana tidak Mujizat terbesar bagi Muhammad yang ternyata juga akhirnya diwariskan kepada seluruh pengikutnya. Tidak ada dalam sejarah, seorang Nabi yang mewariskan Mujjizatnya. Musa tidak pernah mewariskan tongkatnya, Sulaiman tidak mewariskan kemampuan Multilanguage dengan semua makhluk. Ya, Hanyalah Nabi Muhammad yang melakukan itu, dan Mujizat itu adalah Al Qur’an. Begitu Istimewanya Al Qur’an hingga Allah memandang perlu bagi seluruh umat untuk menangkap pesan ini. Oleh karena itu Allah memberikan “hiasan/aksesoris” pada bulan diturunkannya Al Qur’an. Mengambil contoh sama Istimewanya bulan Agustus bagi Bangsa Indonesia. Istimewa bukan karena ada lomba panjat pinangnya, bukan karena ada pidato kenegaraanya, bukan karena upacara benderanya, atau bukan pula karena tiap rumah wajib mengibarkan bendera. Proklamasi kemerdekaan RI-lah yang menjadi “biang” keistimewaan Agustus bagi bangsa Indonesia. Sama halnya dengan Ramadhan. Allah mewajibkan puasa, mewajibkan zakat dan semua amal menjadi istimewa tidak lain tidak bukan karena Al Qur’an diturunkan. Oleh karena itu bagi kita sebagai seorang muslim janganlah kita salah memahami Ramadhan. Atau kita akan selalu larut dalam eforia Ramadhan sedangkan esensi Al Quran menjadi candaan dan senda gurau saja. Tegakkan Al Quran !!! Karena itulah sejatinya esensi Ramadhan yaitu dengan datangnya hari kemenangan. Bukan kemenangan kita karena 30 hari berpuasa tetapi kemenangan Al Qur’an yang baru saja diturunkan di bulan yang spesial. Dan berbahagialah bagi siapa saja yang menyadari dan bertindak sekarang juga.